Sensus Penduduk Indonesia pada tahun 2020 mencatat bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z (Gen Z) dan generasi Milenial. Proporsi Gen Z sebanyak 27,94% dari total 270,2 juta populasi negeri ini. Sementara Milenial sebanyak 25,87% dari total populasi. Generasi paling sedikit yang tercatat adalah Pre-Boomer sebanyak 1,87%. Pre-Boomer merupakan penduduk yang lahir sebelum tahun 1945 yang perkiraan usianya 75 tahun ke atas.
Zaman selalu berubah dan generasi selalu berganti tentu saja perubahan zaman dan generasi ini mendorong perubahan yang signifikan dalam penyediaan pendidikan. Selain itu kewajiban pengelola satuan pendidikan pula untuk menyiapkan generasi milenial menjadi angkatan kerja yang kompetitif dan produktif sepanjang era Industri 4.0. Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pengelola, untuk memastikan bahwa layanan pendidikan yang diberikan cocok bagi generasi milenial.
Lebih jauh dari itu, agar layanan pendidikan tepat sasaran dan tepat guna bagi generasi milenial sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman, maka pengelola satuan pendidikan dituntut untuk selalu memodernisasi kurikulum dan metode pembelajaran. Perubahan tersebut menuntut dukungan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan zamannya.
Setiap pengelola satuan pendidikan memiliki tanggung jawab untuk dapat menjaga keseimbangan antara Hardware Pendidikan (Sarana dan Prasarana) dan Software Pendidikan (Mindset Kepsek dan Guru, Kompetensi Guru, Kurikulum, Metode pembelajaran). Jadi jika ada seseorang yang menyatakan bahwa sarana dan prasarsana tidak lebih penting dari Software Pendidikan bahkan cenderung menyalahkan Hardware Pendidikan ini, maka penyataan tersebut adalah suatu pernytaan yang sangat tidak bijaksana. Karena Hardware pendidikan merupakan tools yang sangat penting dalam menjalankan Software pendidikan. Apabila Hardware Pendidikan ini ketinggalan zaman maka sebaik apapun Software Pendidikan yang akan diinstalasi diatasnya maka tetap saja satuan pendidikan tidak akan berjalan dengan baik bahkan terlihat ketinggalan zaman dan usang.
Digitalisasi Sarana dan Prasarana dilakukan seiring dengan terjadinya revolusi industri yang terus berkembang mendorong perubahan pada teknologi digital. Perkembangan dunia digital sangat dinamis, tidak hanya “mempengaruhi”, bahkan “mengubah” gaya dan metode pembelajaran dan sulit dihindari sehingga bermuara pada tuntutan inovasi pendidikan.
Di era revolusi industri 4.0 ini dan ditambah lagi dengan adanya wabah COVID 19, teknologi secara cepat bergerak secara seketika menciptakan lingkungan belajar secara mendadak berubah secara global. Dimana teknologi ini menempatkan guru dan peserta didik di tengah proses pembelajaran yang sangat gamang dengan dikelilingi oleh berbagai sumber belajar dan layanan belajar elektronik. Munculnya new learning atau e-learning baru akibat revoluasi Industri 4.0 dan COVID 19 ini mengubah tipe pembelajaran menjadi sangat digital dan sangat terkait erat dengan pemanfaatan media digital sebagai sarana pendukung.
Digitalisasi Sarana dan Prasarana SMK merupakan semangat untuk berbenah diri agar tidak lepas dari bagian digitalisasi pendidikan. Digitalisasi Sarana dan Prasarana adalah sebuah inovasi sistem moderinasi hardware pendidikan yang merujuk pada transformasi atau perubahan tatanan sistem pendidikan ke arah digital melalui penggunaan teknologi sesuai dengan zamannya.
Digitalisasi sarana dan prasarana SMK ini sebagai sebuah inovasi modernisasi hardware pendidikan sangat diperlukan untuk:
- Mendukung peningkatan hasil belajar. Tren baru dalam pembelajaran saat ini sangat bergantung pada cara-cara baru mengatur sekolah dan penggunaan TIK melalui penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat.
- Pendidikan yang sesuai zamannya masih dianggap sebagai sarana strategis untuk meningkatkan kesetaraan, dan inovasi membantu meningkatkan kesetaraan dalam akses pendidikan, juga kesetaraan dalam hasil pembelajaran.
- Merangsang penyediaan layanan (pendidikan) secara lebih efisien dan efektif dalam meminimalisir biaya dan memaksimalkan kekuatan serta peluang agar mampu seimbang dengan kecepatan perubahan modernisasi kurikulum dan metode pembelajaran.
- Pendidikan bagi generasi milenial harus tetap relevan dalam menghadapi perubahan cepat pada masyarakat dan perekonomian baik lokal, regional maupun global.
Oleh karena itu, demi menjaga dan meningkatkan kondusifitas pelaksanaan new learning era revolusi Industri 4.0 dan COVID 19, Direktorat SMK menginisiasi sebuah program mandiri yaitu “DIGITALISASI SARPRAS SMK”. Harapannya adalah agar SMK sebagai pengelola satuan pendidikan kejuruan mampu merevitalisasi hardware pendidikan untuk mendukung kesuksesan proses belajar mengajar di SMK secara mandiri, bahkan lebih jauh lagi untuk meningkatkan mutu pendidikan kejuruan secara keseluruhan.
Lalu bagaimana caranya ??? Silahkan simak dan pelajari buku pada link : http://s.id/digi-sarpras
(AWK1980)
Oleh Dr. Arie Wibowo Khurniawan, S.Si, M.Ak
Sumber : Strategi Digitalisasi Sarpras Menuju Sekolah Modern | Direktorat SMK (kemdikbud.go.id)