Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud), Wikan Sakarinto mengatakan, bila pendidikan vokasi memperoleh dukungan dari seluruh pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia. Maka, pendidikan vokasi akan naik kelas, tak hanya dari sisi kualitas, tetapi mempercepat lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) bisa memperoleh pekerjaan di dunia kerja.
” Pendidikan vokasi dianggap berhasil, jika siswa dan siswi SMK sudah memiliki sistem keterserapan yang baik bagi lulusannya. Hal itu ditandai dengan keterampilan lulusan sekolah yang menarik perhatian industri,” ungkap Wikan dalam keterangan resminya, seperti melansir Kemendikbud.go.id, Kamis (17/9/2020). Salah satu Pemprov yang telah menjalankan adalah Jawa Tengah (Jateng). Maka dari itu, Wikan mengapresiasi Jateng yang sudah mempercepat pelaksanaan link and match antara dunia pendidikan dengan pelaku industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA).
Pemrov dukung revitalisasi SMK
Pemprov Jateng bersama Presiden Direktur Kawasan Industri Kendral (KIK) Stanley Ang telah menandatangani nota kesepahaman pada Selasa, 8 September 2020 lalu. Kedua belah pihak bersepakat untuk bekerja sama dalam melakukan percepatan kualitas pendidikan vokasi, termasuk menjalin kerja sama dan sinergi antara SMK dengan dunia usaha dan industri.
Guna mendukung revitalisasi SMK, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah membentuk Tim Kerja Pembinaan dan Pengembangan Vokasi yang beranggotakan terdiri dari unsur pemerintah daerah, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), kalangan dunia usaha dan industri, perguruan tinggi, praktisi dan pemangku kepentingan pendidikan vokasi.
Saat ini, di Jateng angka keterserapan lulusan SMK di dunia usaha dan industri sebesar 62 persen, selebihnya 13 persen melanjutkan ke perguruan tinggi, dan 25 persen terbagi wirausaha mandiri dan masa tunggu. Program yang dibangun KIK, lanjut dia, selaras dengan strategi dasar link and match, yang dilakukan bersama oleh satuan pendidikan vokasi dengan IDUKA.
Harmoni Kearifan Lokal
Adapun strategi tersebut mencakup sinkronisasi kurikulum, kehadiran guru atau dosen tamu dari kalangan pakar (industri) minimal 50 jam per program studi (prodi) atau semester, ketersediaan program magang minimal satu semester di IDUKA, serta adanya uji kompetensi atau sertifikasi kompetensi bagi seluruh lulusan vokasi, dan bagi guru dan dosen vokasi.
“Sistem ini merupakan perwujudan konsep cerdas dan taktis yang merangkum minimal empat strategi dasar link and match tersebut. Diharmonisasikan dengan pemaknaan “Local Wisdom” yang mudah dipahami dan dicerna oleh seluruh pihak. Link and match akan menguntungkan seluruh pihak, khususnya pihak IDUKA, serta masa depan dan karir lulusan di dunia kerja,” jelas Wikan.
Dia meyakini, lulusan-lulusan yang benar-benar match dengan kebutuhan IDUKA, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa.
“Semoga perjuangan kompak dan cerdas seluruh pihak ini, akan mempercepat lahirnya jutaan lulusan vokasi yang kompeten dan unggul secara signifikan,” tukas Wikan.
sumber : https://www.kompas.com